TELEVISI DIGITAL: ERA BARU TV DENGAN KUALITAS DVD


Sebelum adanya era televisi digital, sudah terlebih dahulu dikenal televisi analog. Televisi analog adalah telavisi dengan sinyal analog. Frekuensinya hanya sebatas 6 megahertz yang memiliki 525 garis pindai (scan line) untuk citra gambar. Untuk setiap citra gambar mempunyai waktu sepertiga puluh detik. Resolusi mendatar televisi analog ini sekitar 500 titik. Resolusi yang terbatas ini dianggap kurang memuaskan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Sifat manusia yang selalu ingin lebih dan lebih mulai menganggap televisi analog sudah kuno. Hal ini kemudian memunculkan pengembangan teknologi televisi digital yang mempunyai kualitas lebih baik.


Televisi digital (DTV) mempunyai resolusi gambar lebih tinggi dibandingkan dengan televisi analog. Bahkan gambar yang dihasilkan hampir setara dengan DVD, detail gambar terlihat dengan jelas. Menggunakan satelit, sistem pada televisi digital ini dapat melakukan pengkodean digital yang menyediakan gambar lebih jernih. Sebelumnya, informasi digital dikonversikan ke analog agar dapat ditayangkan pada televisi analog sehingga gambar yang ditampilkan lebih baik dibanding pemutar kaset video VHS. Dengan adanya DTV, informasi digital akan dua kali lebih baik karena informasi tersebut dikonversikan ke digital.


DTV ini merupakan sinyal televisi digital yang murni, yang pemancar dan penerimanya juga digital. Sinyal digital dapat dikirim melalui udara, lewat kabel, atau melalui satelit ke rumah pemirsa yang memiliki pesawat DTV. Salah satu jenis DTV yang ada adalah HDTV. HDTV mempunyai resolusi digital paling tinggi. HDTV juga memiliki suara surround Dolby Digital, sehingga penonton akan terpuaskan. HDTV memiliki 10 kali lebih detail ketimbang televisi analog. Apabila acara-acara televisi biasa menggunakan film 35 milimeter (atau direkam langsung ke video menggunakan peralatan NTSC) kemudian dikonversi menjadi sinyal analog untuk disiarkan, maka untuk teknologi HDTV stasiun TV harus mengganti banyak peralatannya. Diantaranya, kamera, unit penyiaran jarak jauh, kamar kendali, kabel, dan peralatan suara. Hal tersebut dikarenakan citra HDTV lebar dan detail, suara yang dihasilkan pun sekelas CD Dolby Digital, serta ada kemampuan mengirim data secara langsung ke layar atau ke komputer.


Di Indonesia, utuk bisa menikmati siaran televisi digital ternyata tidak mudah. Masih banyak masalah yang harus dibereskan sebelum siaran DTV itu bisa dinikmati masyarakat. Paling tidak pemerintah harus menerapkan standar sistem digital yang akan diimplementasikan secara nasional. Tetapi, hal itu tidak dapat dilakukan karena untuk alokasi frekuensi saja belum bisa terselesaikan secara menyeluruh karena adanya otonomi daerah yang memperumit alokasi frekuensi masing-masing televisi.


Selain itu, apabila masyarakat Indonesia ingin menikmati DTV, harus mengubah pesawat televisinya dari analog ke digital. Cara yang paling mudah adalah dengan membeli set-top-box yang harganya kurang lebih US$400. Alat ini bisa mengonversi sinyal digital ke analog, sehingga dapat dilihat penonton di rumah. Meski tidak bisa menikmati kualitas gambar sekelas digital, saat ini hampir semua televisi swasta nasional sudah menerapkan sistem audio digital. Contohnya RCTI, yang menggunakan stereo NICAM untuk audionya.


Jika Indonesia mampu mengikuti perkembangan teknologi dengan baik, mungkin sebentar lagi era DTV bisa dinikmati disini. Meski demikian DTV ini jangan sampai menimbulkan persoalan baru. Saat ini saja, televisi analog sudah menimbulkan banyak persoalan seperti menimbulkan sikap malas. Untuk itu, era DTV sebaiknya disambut dengan bijaksana. Teknologi membantu manusia ke arah yang lebih baik, bukannya ke arah kemunduran. Dengan teknologi dapat tercipta efisiensi.

0 comments:

Sing Along Baby!


MusicPlaylistRingtones
Create a playlist at MixPod.com

Abaout This Blog

I create this blog to share my mind and my opinion since there's no more freedom in RL world...

About Me

My photo
I write randomly, I act independently, I live my life passionately...