TEKNOLOGI GAME: KONSEKUENSI & DAMPAK YANG ADA


Perkembangan teknologi televisi, komputer, dan internet telah memunculkan teknologi hiburan yang memikat banyak orang. Teknologi ini dinamakan teknologi game. Dulu, istilah game lebih dikenal dengan sebutan video game yang berarti permainan yang menggunakan interaksi dengan antarmuka pengguna melalui gambar yang dihasilkan oleh piranti video. Saat ini, istilah "video game" digunakan untuk menyebut permainan pada piranti tampilan apapun dan dikenal dengan sebutan game saja. Sistem elektronik yang digunakan untuk menjalankan permainan video disebut platform contohnya adalah personal computer (PC) dan konsol game.


Teknologi Game dari Generasi ke Generasi
Perkembangan teknologi yang semakin canggih merupakan dorongan terhadap revolusi gamegame kendati usianya
selama ini. Game-game yang ditawarkan saat ini memiliki kecanggihan tersendiri. Alhasil, orang dewasa pun gemar bermain tidak anak-anak lagi karena perkembangan game yang sangat pesat. Dulu game memang cukup sederhana. Sekarang kemajuan game yang ditawarkan cukup mengagumkan. Kalau dulu hanya 2 dimensi, sekarang banyak game yang 3 dimensi. Jadi, kesannya seperti simulasi, seolah-olah pemain berada dalam bagian game itu.

Perkembangan game kini telah masuk ke generasi ketujuh. Microsoft telah mengeluarkan XBox 360, sementara itu Sony dan Nintendo telah meluncurkan dengan PS3 dan Wii. Menilik sedikit ke awal penemuan game, mungkin tidak banyak orang mau bermain game. Hal ini dikarenakan pada awal kemunculannya, tampilan sebuah game masih berwarna hitam-putih, suaranya pun hanya terdengar "tat-tit-tut" seperti bunyi handphone monoponic.

Sebenarnya, industri game sudah mulai dirintis pada sekitar tahun 1950. Namun, media hiburan ini tidak terlalu populer dan hanya tersedia di tempat-tempat tertentu.
Kebanyakan jenis game yang tersedia lebih dimanfaatkan untuk kepentingan simulasi atau latihan militer. Namun, saat ini, teknologi game sudah lebih canggih lagi. Dulu game bersifat individu. Makin lama, perkembangan teknologi game memungkinkan pemain dapat bermain dengan beberapa orang sekaligus.


Memang, sampai sekarang pun format game individu semacam itu masih dipertahankan beberapa produsen game seperti Nintendo dengan Game Boy-nya, PlayStation dengan Sony PSP, dan Nokia N-Gage, yang menjadi pelopor ponsel game. Tetapi, game jaringan (game yang dimainkan lebih dari dua orang secara bersamaan) membawa tren baru. Sekitar lima tahun lalu booming game center yang mengkhususkan diri kepada game jaringan menjadi fenomena tersendiri. Game jaringan yang paling populer saat itu adalah Counter Strike yang membuat maniak game rela begadang sampai pagi di sebuah game center. Menggunakan seperangkat PC yang terhubung satu sama lain, game jaringan memang terlihat sangat mengasyikkan. Bayangkan, dalam game Counter Strike, kita bisa memilih menjadi sebuah tim teroris atau tim antiteroris dan bermain bersama 30 orang secara sekaligus.

Selanjutnya, dengan adanya perkembangan internet memunculkan teknologi game online. Di dunia game online, puluhan orang dari penjuru dunia dapat bermain game bersama-sama.


Fenomena Game Online
Pada waktu game jaringan mulai merebak, Counter Strike menjadi game multi player terlaris di dunia. Namun, saat ini, dimana perkembangan internet kian pesat,
mulai menjamurlah game online. Game online memungkinkan para gamers berinteraksi dengan gamers lain di seluruh dunia. Hal ini dilirik produsen game dan dianggap sebagai ekspansi pasar besar-besaran. Kini, banyak game yang dulu dikenal sebagai game jaringan, sekarang mulai beranjak sebagai game online. Diantaranya DotA dan Counter Strike yang menuai sukses di pasaran.

Kehadiran game online ini memungkinkan gamers bermain dengan puluhan orang sekaligus dari berbagai lokasi yang berbeda. Namun, untuk melakukan itu semua dibutuhkan koneksi internet yang cukup. Artinya, pemilik game center harus menambah fasilitas internet untuk merealisasikan itu. Fenomena inilah yang membuat produsen game mulai melirik sifat pasar yang semakin konsumtif. Artinya, gamers mau mengeluarkan uang demi game-game tersebut. Kendati banyak game online gratis, namun banyak pula game online yang mengharuskan gamers membeli voucher untuk menambah waktu bermain, salah satu contoh adalah Ragnarok yang booming beberapa waktu silam. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang membeli avatar guna memenuhi kebutuhan karakter di game tersebut, seperti yang terjadi pada fenomena game AyoDance.



Konsekuensi Teknologi Game
Pada awalnya, teknologi game diciptakan untuk simulasi. Karena diperuntukkan untuk simulasi, maka game sarat dengan kreativitas dan kecerdasan. Tidak seperti saat ini, game terdahulu memiliki tampilan sederhana sehingga bagi yang memainkannya tidak terpesona dengan gambar yang ada, melainkan lebih pada teka-teki game itu sendiri. Maka, embel-embel meningkatkan kinerja otak kiri mengikuti perkembangan teknologi game.

Namun, seiring dengan kebutuhan gamers dan tuntutan pasar, game beralih fungsi menjadi produk hiburan. Game diperuntukkan bagi mereka yang ingin melepas penat sehingga game mengandalkan tampilan yang menarik. Unsur kresativitas dan kecerdasan memang masih ada, tetapi unsur komersiallah yang lebih dominan sehingga sering kali game dikatakan tidak mendidik.


Dampak Negatif Game
Perkembangan teknologi game yang menuntun banyak gamers mengkonsumsinya, mempunyai dampak negatif tersendiri. Banyak dari mereka menjadi kecanduan game dan malas melakukan sesuatu. Hal yang paling dikritik dari game adalah dampaknya yang bisa membuat kecanduan. Singkatnya game dapat menjadikan orang berperilaku kompulsif, tak acuh pada kegiatan lain, dan memunculkan gejala aneh, seperti rasa tak tenang saat keinginan bermain tidak terpenuhi.


Belum lagi eksploitasi kekerasan dalam game dapat mempengaruhi pemainnya. Ada fakta yang menyebutkan bahwa orang yang banyak memainkan game bertema kekerasan akan cenderung untuk bersikap dan bereaksi dengan menggunakan kekerasan dibandingkan dengan orang yang tidak memainkan game tersebut. Selain itu, mereka juga mudah mengasosiasikan berbagai hal dengan kekerasan dan lebih mudah terprovokasi untuk melakukan balas dendam secara agresif hanya karena hal-hal sepele. Ada pula unsur pornografi yang terdapat dalam game.


Memang, tidak dapat diukur dengan pasti seberapa seriusnya dampak negatif kekerasan dan pornografi yang termuat dalam game-game tersebut. Walaupun demikian, banyak pakar sosial yang berpendapat, dampak yang ditimbulkan oleh sebuah game jauh lebih hebat dibandingkan dengan muatan serupa yang ditayangkan olehi televisi. Ada empat alasan yang memperkuat pernyataan tersebut. Pertama, game memberikan kebebasan pada gamers untuk mengasosiasikan dirinya dengan berbagai karakter yang ada, termasuk pencuri, pembunuh bayaran, teroris, ataupun berbagai peran antagonis lainnya. Kedua, permainan ini menuntut partisipasi gamers secara aktif, bukannya sebagai penonton televisi yang pasif. Ketiga, aksi-aksi di dalamnya sarat dengan pengulangan sehingga gamers banyak menyaksikan tampilan kekerasan dan pornografi. Keempat, sistem bonus yang diterapkan dalam game komputer akan memotivasi gamers untuk menempuh segala cara, termasuk melakukan aksi kekerasan, demi meraih bonus dan hingga akhirnya keluar sebagai pemenang.

Dampak negatif lainnya adalah kebiasaan bermain game juga membuat seseorang terasing dari lingkungannya. Bermain game umumnya dilakukan sendirian, dan itu dilakukan dalam waktu yang cukup lama. Semakin kecanduan seseorang terhadap game, semakin sedikit pula waktu yang tersedia untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dari sisi ini, jelas sekali gamers akan kehilangan kemampuan untuk bersosialisasi dengan masyarakat.


Pendidikan melalui Game
Perkembangan teknologi game memang banyak memiliki dampak negatif. Namun, ibarat dua sisi mata uang, ada sisi buruknya dan tentu ada pula sisi baiknya. Salah satunya adalah orang mulai mengenal dan belajar ilmu komputer melalui sebuah game. Bahkan banyak game yang dapat memicu tumbuhnya kreativitas dan kemampuan menyusun taktik serta strategi. Melalui game pula, pelajaran bahasa Inggris, berhitung, dan membaca akan terasa lebih mudah.


Perkembangan teknologi game ternyata juga tidak hanya bersifat hiburan semata. Xian Online, misalnya, game online yang dilisensi oleh BolehGame ini mengajarkan dasar-dasar ilmu ekonomi. Game ini mengajari para pemainnya apa saja yang memengaruhi harga suatu barang. Lewat game ini pula gamers bisa belajar investasi. Selain itu, ada juga TS Online, yang mengajak para pemainnya mempelajari sejarah Sam Kok, plus mengasah kepekaan menghadapi suatu masalah.


Selain beberapa game online yang memiliki sifat interaksi langsung tersebut diatas, ada juga jenis game online yang berbasis web. Pada jenis game online macam ini gamers tidak berinteraksi langsung dengan karakternya sendiri. Strategi dan ketekunan yang membuat karakter semakin kuat. The Crims atau Neopets bisa jadi contoh game dengan web based.

Game online ternyata juga menambah teman melalui fasilitas chatting yang ada. Dengan chatting, gamers dapat berkenalan dan mengenal pemain-pemain lain dari seluruh dunia. Chatting ini tentu saja membuat para gamers mengenal kehidupan di luar mereka. Namun, karena berinteraksi dengan dunia maya, maka tidak jarang banyak penipuan yang kemudian terjadi.


Baik buruknya teknologi game bergantung pada orang yang mengkonsumsinya. Cara pandang dan orientasi seseorang mengkonsumsi sebuah game akan berpengaruh pada dampak yang akan diperolehnya.

2 comments:

Unknown June 15, 2007 11:49 pm  

Menarik jg baca tulisan2 jeng Wulan...sebuah topik di-kupas tuntas (kyk acara di tipi ya ???)dr berbagai sudut/segi/sisi (walah jd ngacau...hehehe). Tulisan ttg teknologi game ini, sepertinya tidak jauh beda dgn pengalaman penulis sendiri sbg seorang 'gamers' sejati berpetualang dr game satu ke game yg lain (itu dulu yah ?! hehehe...) Tp bener jg kok teknologi game bs bkn "kecanduan"...Utk game yg bikin asah otak/mendidik yg positif, blh jg tuh...btw, penulis punya game itu gak ya ?
matur nuwun

Unknown June 17, 2007 9:24 pm  

Menarik jg baca tulisan2 jeng Wulan...sebuah topik di-kupas tuntas (kyk acara di tipi ya ???)dr berbagai sudut/segi/sisi (walah jd ngacau...hehehe). Tulisan ttg teknologi game ini, sepertinya tidak jauh beda dgn pengalaman penulis sendiri sbg seorang 'gamers' sejati berpetualang dr game satu ke game yg lain (itu dulu yah ?! hehehe...) Tp bener jg kok teknologi game bs bkn "kecanduan"...Utk game yg bikin asah otak/mendidik yg positif, blh jg tuh...btw, penulis punya game itu gak ya ?
matur nuwun

Sing Along Baby!


MusicPlaylistRingtones
Create a playlist at MixPod.com

Abaout This Blog

I create this blog to share my mind and my opinion since there's no more freedom in RL world...

About Me

My photo
I write randomly, I act independently, I live my life passionately...